Selasa, 06 Maret 2012

Sparkling Taylor #2

-CHAPTER 2-

Aku berkutat dengan beberapa peralatan make up di meja rias sempit di kamarku yang tampak berantakan. Rasanya sulit sekali memadupadankan warna-warna dari berbagai macam riasan yang ada karena warna yang tersedia sungguh sudah ketinggalan zaman. Siapa yang akan memakai eye shadow warna ungu atau lipstick warna merah menyala ke kampus. Aku akan tampak seperti tante berumur 30 tahunan dibanding anak kuliahan yang masih berusia 20 tahun. Sungguh aku tidak akan memakai apa pun dari sekian banyak riasan norak yang ada ini.
Jadi aku harus bagaimana sekarang? Aku sudah menyusun rencana untuk tampil berbeda hari ini…. Aku nyaris mempersiapkan segalanya, kecuali soal make up ini aku lupa, dan semuanya akan sempurna seperti yang aku bayangkan. Aku tahu hari ini Joe akan sampai di kampus pukul 9 pagi karena pukul 9.30 nanti Joe ada pelajaran di ruang 149. Aku sudah menulis jadwal kuliah Joe tiap semesternya dengan rapi. Aku bahkan tahu kapan ia akan datang, tempat pertama apa yang ia akan kunjungi setelah sampai di kampus…. Tapi aku tidak akan sampai ke kampus jika aku tidak punya alat make up yang mendukungku untuk tampil berbeda hari ini.
“Oh, ayolah… bantu aku kali ini saya.” Ucapku pelan.
Aku merias wajahku semenarik mungkin sebisa yang aku lakukan.
Dan aku di sini sekarang… duduk di taman dekat ruang 149. Joe akan melintas di sini sebentar lagi. Aku sedikit… gugup. Agak mengerikan sebenarnya menebak kejadian terburuk apa yang akan terjadi. Joe menertawakan riasanku, mengataiku lebih mirip badut ketimbang gadis remaja. Oh tidak! Itu tidak akan mungkin terjadi! Aku sudah melakukan apa yang aku bisa, jadi tidak mungkin hasilnya akan nihil begitu saja. Aku pasti berhasil. Aku harus optimis, itu yang paling penting.
“Tay….” Seseorang menepuk pundakku. Aku berbalik menatapnya. “Wow!” teriaknya histeris. “Apa kau berdandan? Dan… apa itu warna ungu muda dikelopak matamu?”
“Pssstt… Abigail kecilkan suaramu! Kau akan memanggil seisi kampus untuk datang mengecek warna eye shadow­-ku.”
“Tapi bukankah silver itu keren? Sudah banyak artis beken yang pakai….”
“Lupakan artis beken. Nyatanya aku hanya Taylor Swift, mahasiswi di kampus ini.”
Abigail memandangiku dari ujung kepala sampai ujung kaki. “Sedang berusaha menarik perhatian Joe?”
“Sial! Kau terlalu mengenalku.”
“Semoga berhasil. Ku lihat mobilnya sudah parkir di halaman parkir tadi.”
“Thanks.”
Dan tahu apa yang aku dapat saat ini? Kalian pasti sudah bisa menebaknya….
The ugly try to be the beauty? Good idea… I think that is her….
“Joe… bukankah gadis itu Taylor, mantanmu?”
“Benarkah? Aku bahkan sudah lupa seperti apa wajahnya….”
MENYEDIHKAN! Aku sungguh menyedihkan!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar