Sabtu, 31 Januari 2015

Love Notes


I'm sorry for taking time too long just to post this one, another gloomy story of me haha. I can't find the place with a good internet connection and too lazy to re-register my internet connection at home. Also I'm a bit busy take and go my stuff form my old room at Indralaya. Yes, I'm officially move to Palembang. Finally, I can take a city air to breath haha!

Lately, I've been falling into another  part of love. If you watch out any posts of mine since earlier 2015, maybe you can guess. I'm not telling. So, enjoy reading!

I'm sorry, this one is pretty short. I just lost my appetite when I wrote this, so I can't get the right feeling to write down and scared to make it worst if I force to make it longer. Feeling so glad to know that even I always wrote something gloomy, you always there to watch every feeling that captured by those words.

 = = =

Pages 031 of 365

“Karena dari merindumu aku belajar sesuatu, kesabaran.”
@nofitachandra


Karena seringnya rindu ini tidak tahu diri, ia datang sesuka hati tanpa tahu cara untuk pergi. Ia hanya tahu caranya tumbuh tanpa perlu merasa tahu cara untuk mati. Karena bagi rindu pilihan yang ia miliki hanya dua; menetap atau pura-pura tiada. Seringnya pilihan kedua muncul ketika seseorang terlalu memaksa untuk tidak merasakannya.

Skenario terburuk dari merindukan seseorang adalah rindu itu datang saat seseorang yang kamu rindukan tidak dapat kamu beritahu, bertambah ketika seseorang yang kamu rindukan tidak dapat mengerti dan menjadi kian parah saat yang dirindukan pergi dan kamu tahu ia tak mungkin kembali. Ya, begitu.

Tapi dengan merindukanmu aku berlatih untuk menjadi lebih sabar, mengerti arti percaya, dan tahu betul bagaimana harus yakin. Dengan merindukanmu aku menjadi lebih kuat, lebih banyak mengerti dan berusaha lebih keras untuk lebih memahami. Dari merindukanmu aku belajar bagaimana caranya ikhlas, bagaimana caranya kecewa, bagaimana caranya pasrah. Dari merindukanmu aku tahu apa itu berharap, arti penting dari do’a dan keajaiban sang waktu.

Karena dari merindukanmu aku memandang semesta lebih luas, dengan hati yang tak lepas dari harapan. Karena hanya dengan begitu merindukanmu terasa bukan sebagai beban melainkan pelajaran. Karena aku tidak ingin dari merindukanmu muncul perasaan benci dan menyesal, karena apa pun itu mengenalmu adalah sesuatu yang pantas untuk aku syukuri.

Karena itu aku sabar... karena aku ingin tetap merindukanmu.

Rabu, 14 Januari 2015

Love Notes

Page 014 of 365


“Apakah jarak membuat kita berubah?
Karena sepertinya kita yang sekarang bukan lagi kita”



Jangankan pelukan hangat, senyummu pun kini sudah tak lagi terlihat. Jangankan suara tawa, tegur dan sapa pun kini sudah tiada. Hilang, entah kemana. Tidak tahu siapa yang harus dipersalahkan, entah waktu atau keadaan, yang kemudian memaksa kita untuk berdiri berjauhan.

Berbekal ribuan jarak, ditemani setumpuk pertanyaan dan berbayang rindu, yang bisa sama-sama kita lakukan hanya menunggu. Menunggu sampai waktu berlaku adil dan memulangkanmu padaku atau membawa langkahku padamu, terserah. Menunggu sampai keadaan mengerti bahwa tidak ada jarak yang membuat sebuah hubungan menjadi lebih indah. Menunggu sampai yang orang-orang bilang “indah pada waktunya’ itu benar-benar menemukan waktu yang ia maksudkan.

Tapi selama terpisah darimu ada banyak hal-hal kecil yang terlewat. Ucapan selamat pagi, pelukan hangat di akhir pekan, canda dan tawa didepan layar bioskop, raut wajah lecek-mu setelah pertengkaran kita. Banyak :”) semuanya hanya hal-hal kecil yang seperti tanpa arti kita tinggalkan begitu saja. Tapi tahukah kamu ketika hal-hal kecil itu tertumpuk dan menggunung tinggi, ia sanggup menyesakkan dada dan membuatku meneteskan air mata?

Mungkin ini tidak ada artinya bagimu, langit ditempatmu sekarang berpijak mungkin lebih cerah. Tapi tidak denganku. Karena tidak perduli dimana pun aku berpijak, langit yang aku tatap tetap sama, kamu.
Kamu adalah langit yang menaungiku, juga mimpi-mimpi dan segenap harapanku. Padamu aku gantungkan asa, berharap tak sekedar menjadi bunga tidur belaka. Namun aku bukan langitmu, tidak lagi karena mungkin berkilo-kilo jarak yang membentang diantara kita kini sanggup mengubah semua yang istimewa menjadi biasa. Membiasakan kita untuk tidak saling bertegur sapa, membiasakan kita untuk tidak saling bertanya kabar, membiasakan kita untuk biasa dengan semuanya.

Dan kemudian pada satu titik kita sama-sama lelah. Dan aku melihat jeda yang kemudian membawa kita pada titik lain. Setelah bersama, titik lain yang kita temui adalah berpisah. Ya, berpisah.

Seperti hidup yang bertemu mati. Seperti kaya yang bertemu miskin. Seperti langit yang bertemu bumi. Seperti putih yang bertemu hitam. Semuanya berubah. Karena keabadian yang paling nyata yang terjadi di dunia ini adalah ketidakabadian itu sendiri. Dan kita sekarang sedang menghadapinya, ketidakabadian dari cerita kita.

Bersama deraian air mata, bersama dengan rasa kecewa, juga dengan segenap sakit yang menyesakkan dada, kita berjalan... mengambil langkah yang berbeda. Atau mungkin tepatnya aku yang melakukannya. Melepas ikatan yang terasa membebani, membiarkan jarak menjadi penolong untuk menghapus luka yang kita rasakan saat ini.

Dan kemudian aku sadar, bahwa jarak yang dulu berhasil merubah aku dan kamu menjadi kita kini berhasil mengembalikannya lagi seperti semula, merubah yang biasa menjadi istimewa kemudian kembali lagi seperti sedia kala. Meski rasa kehilangan dan kecewa itu masih terasa, tapi biarlah pada jarak kita pasrahkan masa depan. Berharap jarak membantu kita untuk segera lupa.
Dan kali ini aku yakin jarak benar-benar bisa aku andalkan.

Senin, 05 Januari 2015

Love Notes

 
PAGES 005 OF 365
 

Ketika kamu memikirkan seseorang dan kamu berpikir bahwa kamu adalah satu-satunya orang yang melakukan itu. Percayalah, itu menghancurkan semua harapanmu. Seperti masih ingin hidup, tapi memilih untuk mati panca indra. Seperti masih bernafas, tapi memilih selamanya menjadi bayi tak berdosa atau menjadi orang gila saja.

Kamu ingin tetap hidup, ingin tetap melanjutkan apa yang kamu punya. Tapi rasanya harapanmu sudah hancur, percaya dirimu lebur, hanya karena fakta-yang kamu sendiri percaya, bahwa ia tidak mencintaimu seperti kamu mencintainya. Terkadang otak kita mendorong pada rasa sakit itu sendiri. Terkadang kita terlalu banyak khawatir, terlalu keranjingan untuk merasa takut sampai-sampai hal itu lah yang justru memudarkan pesona kita dimata dunia, membuat kemungkinan untuk dibalas rasa cintanya menjadi semakin jauh dari nyata.
 
Memang cinta yang paling indah adalah cinta yang berbalas. Ketika cinta itu berbalas, ketika gayung itu bersambut, semua keraguan yang tampak abu-abu menjadi terang benderang. Jalan didepan terbuka lebar, jalan menuju bahagia. Bersamanya yang kita cintai dan juga mencintai kita, hidup terasa lebih mudah untuk dijalani. Cobaan dan tantangan yang kemarin terasa berat terasa lebih ringan, bahkan mungkin tidak berarti. Karena ada seseorang yang menjadi penyokong semangat, sumber dari pijar harapan nan hangat yang bersinar seiring nadi yang terus berdetak. Betapa keberadaan seseorang menjadi begitu berarti hanya karena alasan saling mencintai.
 
Tapi ketika cinta itu tidak berbalas, kasih itu tak disambut, seolah gunung-gunung tak mampu lagi menopang beratnya langit, tujuh lapisan langit itu runtuh menimpamu, menghancurkanmu. Tepatnya, hatimu. Ketika kamu sudah merasa ia adalah orang yang tepat yang mampu membuatmu bersemangat disetiap harinya, namun ternyata artimu tak sama untuk dirinya, dan kamu akan menangis, bergumul dengan kecewa dan kesedihan. Tapi bukankah tindakan itu tidak merubah apa-apa? Karena ada pepatah yang mengatakan bahwa cinta tidak tercipta karena terpaksa melainkan tumbuh karena terbiasa.

Jadi jika kamu membiasakan diri untuk terus bermuram durja, memendam sedih dan kecewa, serta menyalahkan semesta berikut juga Pemiliknya atas ketidakmujuran nasib percintaanmu, kira-kira balasan apa yang bisa kamu terima? Cinta lain yang menerimamu, membangkitkanmu dari masa-masa patah hati dan membuatmu hidup lebih bahagia? Rasanya tidak. Kamu mungkin akan mendapatkan cinta, tapi cinta yang sama seperti kamu yang dipenuhi kecewa, cinta yang sama seperti kamu yang suka bermuram durja, cinta sama yang hanya bisa memaksa tanpa mampu menjadi biasa.

Cerialah! Ada satu belahan jiwa diantara entah berapa banyak jumlah juta jiwa manusia yang hidup di dunia ini. Dan ia tidak datang hanya karena kamu menunggu, karena ia tidak tahu bahwa ia ditunggu. Karena cinta harus dimulai dengan saling mencari, kemudian berakhir dengan saling menemukan. Ketika kamu merasa tidak perlu lagi mencari, maka berhenti. Karena cinta adalah dia yang akhirnya membuatmu berhenti mencari, berhenti membuatmu bertanya, berhenti membuatmu berprasangka. Karena cinta menjabarkan isi dunia tanpa perlu kamu minta, bercerita tanpa perduli kamu dengarkan atau tidak, menjaga tanpa perlu tahu kamu membutuhkannya atau tidak.

Karena jika ia cinta, ia akan ada disana. Tetap disana sampai detik terakhir perjuangan hidupnya. Dan hanya untukmu. Ya, kamu.

Hi, dearest 2015!!!



HAI!!!

SELAMAT TAHUN BARU 2015!!!

Udah jalan lima hari sih 2015-nya, tapi maafin lah yaaaa... dedek sibuk jadi jarang buka blog. Aslinya sih gak punya kuota modem, wifi juga mati jadi gak bisa internetan haha.


Udah lama gak ngeblog, kangen pingin jumpalitan rasanya di page ini. Tapi kan ya gak bisa, jadinya gak jadi jumpalitan, jadi diganti senyum-senyum sendiri aja depan laptop lihat keadaan blog yang mengenaskan setelah tidak diurus oleh empunya ini. Sekali lagi, maafin atuh ya :")

Dedek sekarang udah jadi orang sok paling sibuk seantero palembang-layo dan sekitarnya, sibuk mikirin kuliah, kemarin juga sempet direcokin sama kesibukan sebagai LO profesional buat event ASEAN University Games, terus disibukin juga sama kegalauan hati yang pingin pindah kosan ke palembang, sibuk mikirin semester enam, sibuk mikirin les LIA, sibuk mikirin wisuda, sibuk mikirin jodoh. Yah, banyak lah yang dipikirin sampe jadinya sibuk sendiri gitu.

Tapi ya hidup juga kalo terlalu santai gak seru kan ya? Jadi ya gak apa-apa lah sok sibuk sekarang, itung-itung belajar sibuk ketika sukses nanti. Amiiiinnn...


Niatnya sih pingin ngerangkum cerita selama kurang-lebih dua minggu menjadi LO AUG, tapi apa daya langit mendung diluar sana memaksa dedek untuk segera pulang kalo gak mau keujanan. Maklum mobil masih inden kan, iya kemarin uang honor LO langsung buat uang DP beli mobil. ALHAMDULILLAH :")


Insyaallah deh secepatnya akan mencari jaringan wifi kemudian merangkumkan cerita lengkap yang berisi fakta dari sumber terpercaya yang dikupas setajam pisau dapur tetangga. Oke, maafin lah ya emang agak alay gini, efek kebanyakan tidur selama libur. Pokoknya, intinya mah postingan ini cuma sekedar say hi aja, intinya pingin ngucapin selamet tahun baru aja siapa tau kan sampai hari ke lima ditahun 2015 ini masih ada yang belum dapet ucapan selamet tahun baru :")

Ya udah, jangan diterusin nanti tambah ngawur. Pokoknya mah dedek sayang kalian semua, ketjup penuh cinta dari dedek yang sedang menikmati segelas green tea frappe sambil nungguin email terkirim ya. BYE!!!!