Welll, ini namanya renungan pagi. Emang gue seenak jidat kalo nulis. Udah lama gak ngeblog terus tiba-tiba dateng dan ngasih renungan di minggu pagi yang lumayan cerah ini.
Sebenernya ini gak gue tulis pagi ini, tapi waktu pas libur kemarin. Gak tau deh, tiba-tiba pingin aja nulis ginian. Tulisannya... masih berbau galau lah meski gak galau maksimal. Kan namanya renungan ya, kalo yang baca ngerasa ini galau, ya berarti galau. Kalau gak, ya berarti gak.
Dan gue perlu bikin pengumuman, kalo akhirnya gue jadi addict main game lets get rich padahal kemarin sempet keluar sumpah serapah dari mulut gue karena ngelihat timeline line penuh sama update-an orang soal game ini. Maafin dedek ya, ternyata waktu itu dedek terlalu berpikiran dangkal. Jelas orang-orang pada mau update, soalnya kan dapet free diamond hahaha.
Dan mari kita mulai renungan pagi ini. Jangan lupa, ambil nafas panjang dan dalam... terus meresapi setiap kata yang ada *tsaaah. Tapi inget, jangan tidur lagi.
HAPPY SUNDAY!!!
RENUNGAN TENTANG WAKTU
"Coba kamu renungkan bagaimana ajaibnya waktu mempertemukan dan memisahkan kita.
Dulu kita tersenyum bersama, sekarang kita mencoba tersenyum diujung jalan yang berbeda."
Tidak ada yang pernah tahu
rahasia dibalik waktu. Setiap detik memiliki rencana berbeda untuk setiap umat
manusia yang hidup di dunia, termasuk juga untukku dan kamu.
Beberapa tahun yang lalu kita
masih canggung untuk saling menyapa, masih malu-malu untuk berbagi tatap. Tapi
seiring berjalannya waktu kita mengenal diri masing-masing, lebih dari sekedar
nama dan bagaimana cara untuk menyapa. Kita menemukan cara untuk beradu tatap,
bahkan tahu bagaimana caranya berbagi rasa dan menyamakan pandangan.
Beberapa waktu setelahnya kita
tidak hanya saling menatap, tapi juga telah mengerti bagaimana caranya saling
memahami dan menyayangi satu sama lain. Ajaibnya waktu, dalam beberapa saat
saja berhasil membuat orang asing itu menjadi yang terpenting dalam dunia yang kita
diami. Hebatnya waktu berhasil mengubah semua aku yang memenuhi dunia menjadi
kita. Tidak ada lagi aku, juga kamu, yang ada hanya kita. Ya, kita.
Hari berganti minggu, tahun dan
musim berlalu dan aku masih tetap denganmu. Kadang terasa takut meninggalkan
satu waktu untuk waktu yang lain, takut meninggalkan sesuatu yang belum usai,
takut kehilanganmu jauh dibelakang. Kadang merasa bersemangat menyambut
datangnya detik yang baru karena sudah paham akan garansi kebahagiaan yang
terus berlanjut dimasa yang akan datang.
Tapi lagi-lagi, semua tentang
waktu adalah misteri. Detik ini bahagia kemudian nanti bertemu duka. Ketika
duka itu sirna kemudian digantikan dengan ketakutan berikutnya. Ketika sudah
pulih dari ketakutan, datang lagi pengharapan baru yang kemudian berujung
kecewa. Begitulah, tidak ada habisnya.
Tidak ada pertemuan yang tidak
berakhir dengan perpisahan, seperti juga tidak ada bahagia dan sedih yang tidak
berjalan berdampingan. Sesekali kita terjegal masalah ini dan itu, terjatuh dan
terbuang dari dunia yang mempertemukan kita dulu, tapi banyaknya waktu yang
sudah kita lalui dibelakang menegarkan langkah kita, memperkuat rasa kita yang
terpaut satu sama lain. Kerikil-kerikil kecil itu bukanlah masalah asalkan kita
tetap bersama.
Tapi pada satu titik, ada rasa
lelah yang tiba-tiba melanda. Ada kebosanan yang menikam dan menyesakkan dada.
Kita yang dulu tidak lagi sama. Alasan dari senyummu dan senyumku tak lagi
sama, kita sama-sama tersenyum untuk meyakinkan diri sendiri, membahagiakan
hati yang terluka karena terkurung dalam satu rasa yang sama dalam waktu yang
begitu lama.
Dan kemudian perpisahan yang
selama ini sama-sama kita takutkan hadir didepan pelupuk mata, tidak bisa
dihindari meski kita begitu tidak menginginkannya. Kecewa dan air mata menjadi
teman setia untuk beberapa waktu setelahnya. Kesendirian menjadi bayang-bayang
kemana pun langkah kaki pergi. Tak ada lagi kita, bahkan tidak ada lagi kamu
dan aku. Yang ada kini hanya aku sendiri disini dan kamu sendiri disana.
Terpisah oleh jarak dan hubungan
yang tak lagi sama membuat kita tak lagi bisa leluasa saling membagi perhatian.
Mata yang biasa saling menatap itu kini saling membuang muka ketika berjumpa.
Tak ada lagi sapaan hangat dan ucapan selamat tidur diakhir dunia setiap
harinya. Tidak ada lagi tawa kita yang membumbung mengisi udara hampa dimalam
yang dingin. Tidak ada lagi cinta.
Seketika waktu yang mengubah
asing menjadi penting itu, memutar balik lagi keadaan dan menjadikan yang
penting menjadi asing. Dalam sekejap hidupku dan hidupmu berubah, atau paling
tidak ada secuil tempat dihati masing-masing yang menjadi hampa.
Waktu berjanji akan menyembuhkan
luka yang kini mengangga, tapi entah kapan tepatnya. Waktu juga menjanjikan
akan mendatangkan seseorang yang mampu membuatku lupa akan luka dan kecewa yang
kini aku rasa, tapi entah siapa orangnya dan entah harus menunggu berapa lama.
Waktu yang mendekatkanmu denganku, juga yang menjauhkanmu dariku.
Kini kita sama-sama memasuki
labirin lain dari permainan waktu si raja misteri. Kini kita sama-sama
menumbuhkan pengharapan baru, menguatkan lagi keyakinan akan waktu yang tak
pernah salah. Karena waktu adalah kuasa Tuhan yang maha dahsyat, yang tidak
berwujud tapi ada, yang tidak dapat direngkuh namun bisa dirasakan, yang selalu
datang dan pergi tanpa ada satu pun yang bisa menebak misteri dibalik setiap
detiknya.