Setelah tiga tahun gue selalu tutup mulut dari mereka dan dunia. Rasanya sekarang saat yang tepat untuk bicara.
YA, GUE
Bodoh rasanya mengakui ini, tapi okelah, buang sejenak gengsi itu.
Sekarang, setiap kali gue inget atau kangen elo, gue akan bilang.
Gak bilang ke elo langsung pastinya.
Cukup bercerita panjang lebar di sini.
Gue gak ngarep lo bakal baca juga nantinya, karena capek sih ya ngarep sama elo itu.
Gue juga gak ngarep lo baca, soalnya kapan sih lo bersedia meluangkan waktu untuk baca.
Yaaah, everybody knew lah, what you really like.
You should to know, you're the teardrops on my guitar man.
That's why, this post just had a title "Teardrops on my guitar."
Elo buat hidup gue sekarang lebih mellow dan dramatic, tau?
Meski bukan karena lo gue belajar main gitar.
Tapi kebanyakan lagu yang gue nyanyiin adalah jeritan hati buat lo.
HA HA!!!
Betapa lucunya diri saya ini.
Gak banyak memang cerita antara lo sama gue.
But, that isn't mean you aren't important.
Terkadang hal kecil di masa lalu justru menjadi penghalang besar untuk mendapatkan kebahagiaan dimasa sekarang dan yang akan datang.
That's made me frustated!
Ada banyak kejanggalan sebenarnya.
Jujur, mungkin kata sayang itu terdengar sedikit aneh buat gue.
Masa iya sih, seseorang bisa sayang sama orang yang gak pernah perduli sama dia?
Masa iya sih, seseorang bisa sayang setelah ditinggal lama tanpa kabar seperti bang toyib?
Emang bisa?
Aneh ya???
Sayang? Ah, masa iya?
Jangan-jangan gue cuma kejebak sama cerita lama aja.
Jangan-jangan selama ini tuh dasar gue yang bodoh karena masih bertahan.
Dan jangan-jangan kata sayang itu cuma alibi gue aja untuk tetep terlihat anggun di sini waktu nunggu lo padahal sebenernya gue bodoh.
Banyak banget kata jangan-jangan....
Apa gak lebih baik kata jangan-jangan itu berubah jadi kalimat semacam ini:
"Jangan, jangan lagi lo jadi orang bodoh karena dia, Nofita!"
Mungkin itu lebih baik.
Dan, yaaah....
Ini belum seberapa.
Masih ada banyak uneg-uneg gue tentang ELO yang belum terungkap.
-to be continued