Kamis, 08 Agustus 2013

Dear You #10

Hi!!!
Happy Ied Mubaraq for all moslem all around the world. Hope for a better day after this moment. Hope for another chance to meet the ramadhan yaaa :)
Nah, lagi pingin posting tulisan yang kemarin gak sengaja terinspirasi dari salah satu twitnya abang Broh @huftbangets nih :")
Tulisannya singkat tapi semoga mengena sampe ke hati yang terdalam yaaaa :"D
Enjoy reading yaaa...

- - -



Rindu ini punya siapa?


Aku mempertanyakan itu nyaris setiap detik. Seperti menghela nafas, pertanyaan itu berputar-putar didalam rongga kepalaku yang sempit, membuatnya sesak karena pertanyaan yang seolah tanpa jawaban itu.

Aku merindukanmu tapi kamu tidak. Aku masih mencintaimu tapi kamu sudah tidak lagi. Dan itu kenyataan pahit yang menyakitkan hatiku. Sangat.

Anganku melayang tinggi selama berjuta-juta detik, membayangkan kebersamaan kita yang sederhana namun manis dan harmonis. Mimpiku tidaklah muluk-muluk, hanya ingin rindu ini bisa kamu terima... hanya ingin cinta ini bisa kamu balas. Itu begitu sulit ya untuk dikabulkan?

Aku adalah seorang pemimpi dan mimpiku selalu tentang kamu, selalu tentang kita. Aku bermimpi kita bisa saling menatap dengan bebas tanpa takut lagi merasakan perih, bisa saling melemparkan senyum, saling menyapa, duduk berdampingan, saling melontarkan lelucon dan tertawa bersama. Tidak sulit membayangkannya tapi tidak sebanding lurus dengan upaya untuk mewujudkannya menjadi nyata.

Aku sudah tidak berdaya, dalam waktu jutaan detik aku bertahan untukmu tapi kamu bahkan tidak sedikit pun menarik langkah untuk kembali padaku. Terkadang aku lelah dan sadar bahwa tindakanku bodoh, tapi aku bisa apa? Cinta ini tidak bisa aku lawan begitu saja.  Aku lemah soal perasaan, khususnya perasaanku padamu.

Rindu ini punya siapa?

Dalam kasusku, pertanyaan itu terjawab jelas. Jawabannya adalah kamu, rindu ini masih milik kamu. Tapi dalam kasusmu, aku tidak yakin apa jawabannya masih aku.

Kenyataan telak kalau kita sudah tidak sejalan lagi, tidak seharmonis dan semanis dulu lagi, kalau kebersamaan kita sudah terpisah jarak, waktu, status dan banyak hal lain, namun tetap tidak cukup pahit untuk membuatku berhenti mengharapkanmu.

I hope you say...
Dalam ketidakberdayaan, dalam kepasrahan, dalam kesadaran akan kebodohan dan dalam semua perih dan kebosanan ini aku tetap setia menunggumu. Bukan untukmu kembali, bukan untuk merajut kembali kisah kita, hanya untuk mendapatkan balasan dari rindu yang aku miliki ini.


Tidak ada kata yang lebih indah yang aku tunggu-tunggu, selain kata “aku juga merindukanmu” yang terucap dari bibirmu.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar