Selasa, 20 Agustus 2013

Dear You #11

Akhir-akhir ini sering lihat twit bagus seliweran di TL dan kemudian daripada twit itu sekedar di RT dan kemudian gak kebaca dan gak ada arti, kepikiran untuk dijadiin bahan tulisan aja. Dan akhirnya gue merasa dear you yang dibikin per chapter dengan cerita yang beda-beda ini mulai terinspirasi dari twit-twit kece itu. Salah satunya udah dimulai dari chapter sebelumnya yang diilhami dari twitnya bang broh @huftbangets. Dan yang kali ini Dear You chapter 11 terilhami dari twitnya Om Mario yang super sekali @MTLovenHoney.
Semoga suka yaaa. Enjoy reading :"}

- - -


Tidak ada orang yang sempurna, kecuali dirimu.


Tak tahu apa nama perasaan ini, tapi mungkin inilah cinta.


Mario Teguh


 


Tidak ada orang yang sempurna, kecuali kamu. Itu berarti ada, tapi hanya kamu. Tapi jika definisi manusia adalah orang-orang yang ada disekitarku, maka kamu tidak termasuk di dalamnya. Kamu berada nun jauh disana, tapi dihatiku kamu selalu ada.


Cintaku bukan sekedar omong kosong belaka. Kalau ini hanya sekedar perasaan murahan yang bisa ditebar dimana-mana, diobral dan diperjual-belikan sesukanya, untuk apa semua luka, sakit, kecewa dan rindu yang selama ini aku pertahankan?


Bodoh memang kedengarannya. Aku memujamu disatu sisi, mendewakanmu sementara kamu tidak. tapi aku tahu Tuhan selalu punya rencana baik untukku. Mungkin bukan sekarang kamu membuka mata dan menyadarinya, mungkin bukan sekarang kamu sadar dan berlari sekuat tenaga untuk memelukku, mungkin bukan sekarang kamu menangis haru untuk semua perjuanganku mempertahan cintaku untukmu ini. tapi nanti akan ada saat dimana aku menang, akan ada waktu dimana aku mendapat keadilan.


Aku tidak berharap posisi ini terbalik, aku yang melupakanmu dan kamu yang mencintaiku sepenuh hati karena rasanya aku tidak akan menemukan celah untuk melupakanmu. Buat aku amnesia, adu kepalaku dengan dinding raksasa atau batu besar kemudian aku bisa melupakanmu, itupun kalau kamu tega. Dan aku tidak akan menanyakan lagi perihal rindu dan cinta yang belum sempat kamu balas ini.


Aku sudah tidak tahu lagi apa nama yang tepat untuk perasaan ini. Cinta, obsesi, hasrat terpendam... aku berusaha menyocokkan definisi dari kata-kata itu dengan perasaanku tapi belum ada yang aku temukan sama persis.


Mungkin diantara sekian banyak kata yang pantas mewakili rasa ini gabungan dari cinta dan kebodohan adalah yang paling tepat. Tapi aku tidak mengizinkan diriku untuk memanggilnya begitu karena perasaan apa pun adalah anugerah Tuhan dan semua anugerah harus disyukuri dan kebodohan bukan bagian dari anugerah yang harus disyukuri.


Ketimbang bingung antara terus mencacimaki kebodohan yang aku sadari dan memaksa diri untuk bersyukur menerimanya, aku memilih diam. Menyelami dalam-dalam perasaan yang seolah tak berujung ini, mencari titik terang dimana aku bisa berhenti atau mendapatkan jawaban yang sempurna dari perjalanan panjang ini.


Dirimu adalah anugerah. Kisah ini adalah anugerah. Aku patut bersyukur pada Tuhan atas dirimu, kisah ini, pahit, perih, kecewa dan luka yang menegarkan, menguatkan dan membuatku berbeda.


“Mungkin” inilah cinta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar