Akhir-akhir ini sering lihat twit bagus seliweran di TL dan kemudian daripada twit itu sekedar di RT dan kemudian gak kebaca dan gak ada arti, kepikiran untuk dijadiin bahan tulisan aja. Dan akhirnya gue merasa dear you yang dibikin per chapter dengan cerita yang beda-beda ini mulai terinspirasi dari twit-twit kece itu. Salah satunya udah dimulai dari chapter sebelumnya yang diilhami dari twitnya bang broh
@huftbangets. Dan yang kali ini
Dear You chapter 11 terilhami dari twitnya Om Mario yang super sekali
@MTLovenHoney.
Semoga suka yaaa. Enjoy reading :"}
- - -
Tidak ada orang yang
sempurna, kecuali dirimu.
Tak tahu apa nama
perasaan ini, tapi mungkin inilah cinta.
Mario Teguh
Tidak
ada orang yang sempurna, kecuali kamu. Itu berarti ada, tapi hanya kamu. Tapi
jika definisi manusia adalah orang-orang yang ada disekitarku, maka kamu tidak
termasuk di dalamnya. Kamu berada nun jauh disana, tapi dihatiku kamu selalu
ada.
Cintaku
bukan sekedar omong kosong belaka. Kalau ini hanya sekedar perasaan murahan
yang bisa ditebar dimana-mana, diobral dan diperjual-belikan sesukanya, untuk
apa semua luka, sakit, kecewa dan rindu yang selama ini aku pertahankan?
Bodoh
memang kedengarannya. Aku memujamu disatu sisi, mendewakanmu sementara kamu
tidak. tapi aku tahu Tuhan selalu punya rencana baik untukku. Mungkin bukan
sekarang kamu membuka mata dan menyadarinya, mungkin bukan sekarang kamu sadar
dan berlari sekuat tenaga untuk memelukku, mungkin bukan sekarang kamu menangis
haru untuk semua perjuanganku mempertahan cintaku untukmu ini. tapi nanti akan ada saat
dimana aku menang, akan ada waktu dimana aku mendapat keadilan.
Aku
tidak berharap posisi ini terbalik, aku yang melupakanmu dan kamu yang
mencintaiku sepenuh hati karena rasanya aku tidak akan menemukan celah untuk
melupakanmu. Buat aku amnesia, adu kepalaku dengan dinding raksasa atau batu
besar kemudian aku bisa melupakanmu, itupun kalau kamu tega. Dan aku tidak akan
menanyakan lagi perihal rindu dan cinta yang belum sempat kamu balas ini.
Aku
sudah tidak tahu lagi apa nama yang tepat untuk perasaan ini. Cinta, obsesi,
hasrat terpendam... aku berusaha menyocokkan definisi dari kata-kata itu dengan
perasaanku tapi belum ada yang aku temukan sama persis.
Mungkin
diantara sekian banyak kata yang pantas mewakili rasa ini gabungan dari cinta
dan kebodohan adalah yang paling tepat. Tapi aku tidak mengizinkan diriku untuk
memanggilnya begitu karena perasaan apa pun adalah anugerah Tuhan dan semua
anugerah harus disyukuri dan kebodohan bukan bagian dari anugerah yang harus
disyukuri.
Ketimbang
bingung antara terus mencacimaki kebodohan yang aku sadari dan memaksa diri
untuk bersyukur menerimanya, aku memilih diam. Menyelami dalam-dalam perasaan
yang seolah tak berujung ini, mencari titik terang dimana aku bisa berhenti
atau mendapatkan jawaban yang sempurna dari perjalanan panjang ini.
Dirimu
adalah anugerah. Kisah ini adalah anugerah. Aku patut bersyukur pada Tuhan atas
dirimu, kisah ini, pahit, perih, kecewa dan luka yang menegarkan, menguatkan
dan membuatku berbeda.
“Mungkin”
inilah cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar