Ayah...
Aku
tidak tahu bagaimana hidupku tanpanya.
Aku
belum ingin tahu sekarang.
Yang
sekarang aku ingin dunia tahu dan percaya adalah...
Aku
amat sangat mencintainya.
Lebih
dari setiap kata cinta yang aku ucapkan untuknya.
Bisakah
kita hidup tanpa sosok seorang ayah?
Jawabannya
bisa.
Bahkan
jauh sekali sebelum aku lahir dan bergerilya menaklukan dunia, Nabi Isa as
lahir dan tumbuh besar tanpa memiliki sosok seorang ayah.
Tapi
itu pasti akan sulit. Pasti.
Kita-
termasuk aku, hanyalah manusia biasa, sementara Isa as adalah seorang nabi
Allah SWT.
Dimataku
tidak ada sosok laki-laki yang lebih sempurna- jika tidak dibandingkan dengan
Nabi Muhammad saw, selain sosok bapak. Atau mungkin saja belum.
Entahlah,
yang jelas bapak adalah seorang laki-laki yang lengkap dengan sisi egois dan
penuh gengsi, keras tapi penuh kasih, cuek tapi nyatanya sangat perduli, dan
tegar tapi juga sangat rapuh. Bapak adalah sosok yang istimewa.
Beruntunglah
kita yang masih bisa merasakan sebalnya dimarahi oleh ayah kita. Beruntung
sekali.
Di
dunia yang keras ini, sosok seorang ayah memegang peranan penting dalam setiap
langkah yang akan diambil anaknya, terutama putrinya. Ayah akan menjadi orang
pertama yang membela ketika putrinya terluka, menjadi orang yang paling
bersedih dan tidak rela ketika melepas putrinya untuk hidup berumah tangga
dengan laki-laki pilihannya. Ayah adalah sosok yang selalu mengomel di depan,
marah-marah tidak karuan tapi juga adalah orang yang paling khusyuk berdoa
untuk kebahagiaan putrinya di belakang.
Ayah
akan selalu siap menjadi tameng untuk putrinya, ketika putrinya dihujani kritik
dan cacian dari banyak orang. Ayah akan selalu siap menjadi alas bagi kaki
putrinya, ketika putrinya meniti langkah di jalan terjal berkerikil dalam garis
takdir kehidupan. Ayah akan selalu siap menjadi pondasi yang kuat yang
menegarkan niat kita untuk terus maju, tumbuh dan menjadi besar. Ayah akan siap
menjadi tiang penopang, ketika beratnya beban kehidupan sudah tidak bisa lagi
kita atasi sendirian.
Ayah
akan selalu ada disana... menjadi yang paling kuat dan paling bisa kita
andalkan.
Lalu
apa yang bisa kita berikan pada ayah sebagai balasan dari semua usahanya
menjaga, melindungi, mengasihi, menyayangi, mencintai dan meninggikan derajat
kita?
Doa?
Cinta? Kasih sayang?
Apa
itu cukup?
Tidak
ada orang tua, baik ayah mau pun ibu, yang meminta balas jasa pada anaknya. Seorang
anak hanya perlu tahu diri bagaimana membalas jasa orang tua yang sudah tidak
ternilai lagi berapa harganya.
“Kebahagiaanmu
sudah cukup untuk membalas semua itu, Nak.” Itu jawaban mereka.
Sungguh,
Tuhan itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang... Ia pilihkan aku seorang ayah
yang tidak ada duanya. Ia izinkan aku lahir mewarisi darahnya. Ia biarkan aku
lahir, kemudian tumbuh besar sebagai putri kesayangannya.
Andai
setiap dari kita bisa berbicara jujur, aku tidak tahu entah sepanjang apa
untaian kata terima kasih dan penuh cinta yang bisa kita tuliskan untuk seorang
ayah.
Ayah
selalu berada disana... dibarisan paling depan, tersenyum untuk kemenangan dan
kekalahanku. Ayah selalu berada disana... dibarisan paling depan, bangga
meneriakkan namaku entah ditengah hujat atau cacian orang lain terhadapku. Ayah
selalu berada disana... didasar hati setiap anaknya, putrinya.
:: I
love you to the moon and back, Dad.
May
Allah bless you always, make this life be easier, happier and greater for you.
I
miss you so damn much, Dad.
May
Allah keep us up, make your life longer, give me a chance to make you proud
and happy.
You’re
the best. You always the best. I’ll make sure it will be ever last.
Happy
birth day, my father... selamat ulang tahun Bapak :*
|
source : tumblr |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar