Love Notes
“We’ve been here
through all ups and downs, but we are still nothing.
We don’t need to be a
couple, as long as we are happy when we’re together.
Then... we just need
to be together.”
Hidup
membawa langkah kita ke suatu tempat, mempertemukan kita dengan seseorang,
mengenalkan kita pada sebuah perasaan. Ada yang berlanjut menjadi sebuah
hubungan, ada yang bertahan hanya sampai tahap perasaan. Banyak yang
mempermasalahkan tentang hubungan, mempertanyakan apa dan bagaimana tanpa
pernah perduli dengan apa yang masing-masing dari mereka rasakan. Padahal, apa
yang penting dari jarak antara seseorang dengan yang lainnya adalah
perasaannya. Apa kebersamaan itu memberikan perasaan bahagia? Atau malah lebih
banyak kecewa?
Tapi
orang-orang menjadi makin pandai menyembunyikan luka dibalik senyuman. Tampil lebih
tegar dalam sebuah hubungan yang rusak, yang hanya memberikan rasa sakit untuk
sebelah atau mungkin kedua belah pihak.
Kita
sempat sama-sama menghilang, seolah lelah dengan keadaan yang tak kunjung
membaik. Tapi kita selalu menemukan jalan untuk kembali pulang. Bukan kembali
ke dalam lingkaran hubungan yang membosankan, tapi pada perangkap perasaan yang
membahagiakan. Tidak ada yang lebih indah daripada menghabiskan waktu untuk
tertawa bersama tanpa beban. Tidak ada yang lebih manis daripada kebersamaan
tanpa ada syarat dan ikatan.
Bebas.
Sebebas untuk pergi dan kembali, seringan untuk terluka dan tertawa.
Tapi
kita memilih untuk bertahan dalam keadaan yang demikian. Menikmati detik ketika
salah satu menghilang, juga mensyukuri setiap kesempatan ketika keduanya
sama-sama kembali. Mungkin ini apa yang dikatakan sebagai pertemuan untuk tidak
disatukan. Tapi siapa yang mampu membantah kebahagiaan ini? Siapa yang berani
berkata tidak untuk kebersamaan kita yang begitu manis?
Hanya
terkadang, satu atau kedua belah pihak terjatuh dalam ego untuk lebih lama
bertahan, lebih lama berpegangan, mengulur waktu untuk saling melepaskan. Meski
dari pengulangan-pengulangan yang telah terlewatkan, kita sama-sama tahu bahwa
nantinya kita akan kembali bertemu, tapi ego tetap saja ego. Rasa untuk lebih
lama bersama, bayangan untuk tetap bisa tertawa lebih lama, perasan untuk
terperangkap dalam kesempatan berdua lebih dari seharusnya.
Tapi
satu dan yang lain harus mengerti, bahwa tertawa berlebihan akan menyesakkan,
bertahan lebih lama akan menyakitkan. Akan lebih baik untuk datang dan
menghilang, bersama dan berpisah. Dengan ketidakabadian yang demikian,
kebersamaan ini akan lebih lama. Karena nyatanya yang paling pasti didunia ini
adalah ketidakpastian, satu-satunya yang abadi didunia ini adalah
ketidakabadian. Semoga demikian...
Love!
nofita :)
BalasHapusedzaaan
BalasHapus