Kau simpan bahagiaku pada sebuah tatap yang tak kunjung lagi
ku lihat.
Yang kau bawa pergi dan kau habiskan sendiri.
Sementara aku merana tanpa engkau yang menemani.
Bagaimana rasa pelukmu?
Apakah sehangat kata-kata yang kau bagi?
Bagaimana leluasa ruang hatimu?
Apakah sama seperti tawa lepas yang kau beri?
Jika saja bisa kau memahaminya…
Mungkin barang sedetik saja aku bisa bahagia.
Tapi selain buta cinta juga tak berdaya.
Membuat orang-orang bodoh karenanya.
Dan aku bodoh karenamu, karena aku mencintaimu.
Sengaja ku tutup mata dan telinga.
Agar meresap betul apa yang dikatakan orang tentang cinta.
Baik sakitnya, baik rindunya….
Dan keinginanku untuk kembali menatap sepasang mata itu
belum terwujud juga.
Dan ku simpulkan bahwa rindu ini akan terus tumbuh memanjang…
Sampai jauh dan tak lagi terlihat.
Sampai lama dan tak lagi bisa dihemat.
Sampai pada akhirnya berhenti antara dua pilihan berat,
Lanjutkan atau tamat.
Dan sepasang mata dengan tatapan hangat itu masih
menghantui.
Entah kapan kau akan menatapku seperti itu lagi.
Entah kapan tatapan itu akan menjadi milikku lagi.
Palembang, Februari 2nd, 2017
1212 am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar