Kamis, 05 September 2013

Dear You #12

Oke, sekarang giliran akun @rskky punyanya si Riski ini yang mengilhami gue untuk menulis chapter selanjutnya dari 'dear you'. Sebenernya tulisan ini udah lama jadinya, sejak masih liburan di lampung tapi baru kepingin posting sekarang. Oke, lets check this out. Hope you enjoy it yaaa :**

Salam penuh cinta dari Nofita yang sekarang udah erat banget sama layo <3


"Kamu harus tau, disaat aku mencoba untuk mengikhlaskanmu,


Aku masih berusaha untuk tetap mendoakanmu."

Riski @rskky

Terselip namamu diujung doa yang aku panjatkan. Terselip rupamu dalam mimpi yang aku harap datang tiap malamnya. Terselip senyumku yang menyertai bahagiamu detik ini.


Disaat aku mengikhlaskanmu, aku turut mendoakan kebaikan untuk masa depanmu kelak. Apa kamu juga begitu?


Mengikhlaskanmu berarti melupakan apa yang bukan menjadi milik kita lagi , tapi melupakan bukan berarti berhenti mendoakan. Aku tidak ingin memutus tali silaturahmi diantara kita, meski berperantara doa dan bantuan Tuhan, aku tetap menjaganya tetap utuh.


Dengan mendoakan demi kebaikanmu aku berharap perjalananku menuju keikhlasanku melupakanmu itu menjadi kian mudah. Dengan begitu aku bisa tenang melihatmu bahagia, senang melihatmu sukses meski tanpa aku nantinya. Karena sungguh mencari keikhlasan untuk melupakanmu itu sulit. Hingga kini, terkadang terbesit rasa marah yang berawal dari kecewa atas perpisahan kita yang tidak aku ingini itu. Tapi, kamu toh sudah pergi jauh.


Dalam doaku aku meminta “Ya Tuhan, dimana pun ia berada sekarang, dengan siapa pun ia akan bersanding kelak, berikan kebahagiaan yang nyata untuknya. Bantu ia untuk meraih kesuksesan seperti apa yang ia impikan. Biarkan kelak aku bangga ketika mengatakan pada orang-orang ‘oh kami pernah kenal, lebih daripada itu kami sempat dekat’. Lalu bantu aku untuk bisa mengikhlaskan kebahagiaan dan kesuksesannya, bantu aku untuk kuat ketika nanti ia yang lebih dulu menang. Tapi Tuhan, biarkan aku juga mendapatkan bahagiaku sendiri tanpanya, mudahkan jalan suksesku tanpanya dan biarkan ketika kami bertemu nanti ia dapat berkata ‘oh, kami tidak sekedar kenal, tapi kami dulu dekat-pacaran’, tumbuhkan rasa bangga dalam dirinya akan kenangan kami di masa depan nanti.”


Yang terbaik untukmu dan yang terbaik untukku. Win win. Aku suka itu.


Dimana pun kamu berada sekarang, aku selalu mendoakanmu. Semoga kebaikanku mendoakanmu membuatmu sadar bahwa ada kewajiban diantara kita untuk tetap bersama dalam satu garis milik Tuhan, garis kebaikan yang disebut keikhlasan dalam mendoakan.


Semoga.... 

Semoga ada banyak orang baik yang bisa dengan ikhlas mendoakan mantannya seperti ini.  Semoga para mantan diluar sana juga sadar, sejelek dan sepahit apa pun kenangan bukan berarti harus menjadi awal kejelekan untuk mendo'akan si mantan dimasa depan.

Salam mantan :*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar