Oke, sekarang giliran akun
@rskky punyanya si Riski ini yang mengilhami gue untuk menulis chapter selanjutnya dari 'dear you'. Sebenernya tulisan ini udah lama jadinya, sejak masih liburan di lampung tapi baru kepingin posting sekarang. Oke, lets check this out. Hope you enjoy it yaaa :**
Salam penuh cinta dari Nofita yang sekarang udah erat banget sama layo <3
"Kamu harus tau,
disaat aku mencoba untuk mengikhlaskanmu,
Aku masih berusaha
untuk tetap mendoakanmu."
Terselip
namamu diujung doa yang aku panjatkan. Terselip rupamu dalam mimpi yang aku
harap datang tiap malamnya. Terselip senyumku yang menyertai bahagiamu detik
ini.
Disaat
aku mengikhlaskanmu, aku turut mendoakan kebaikan untuk masa depanmu kelak. Apa
kamu juga begitu?
Mengikhlaskanmu
berarti melupakan apa yang bukan menjadi milik kita lagi , tapi melupakan bukan
berarti berhenti mendoakan. Aku tidak ingin memutus tali silaturahmi diantara
kita, meski berperantara doa dan bantuan Tuhan, aku tetap menjaganya tetap
utuh.
Dengan
mendoakan demi kebaikanmu aku berharap perjalananku menuju keikhlasanku
melupakanmu itu menjadi kian mudah. Dengan begitu aku bisa tenang melihatmu
bahagia, senang melihatmu sukses meski tanpa aku nantinya. Karena sungguh
mencari keikhlasan untuk melupakanmu itu sulit. Hingga kini, terkadang terbesit
rasa marah yang berawal dari kecewa atas perpisahan kita yang tidak aku ingini
itu. Tapi, kamu toh sudah pergi jauh.
Dalam
doaku aku meminta “Ya Tuhan, dimana pun ia berada sekarang, dengan siapa pun ia
akan bersanding kelak, berikan kebahagiaan yang nyata untuknya. Bantu ia untuk
meraih kesuksesan seperti apa yang ia impikan. Biarkan kelak aku bangga ketika
mengatakan pada orang-orang ‘oh kami pernah kenal, lebih daripada itu kami
sempat dekat’. Lalu bantu aku untuk bisa mengikhlaskan kebahagiaan dan
kesuksesannya, bantu aku untuk kuat ketika nanti ia yang lebih dulu menang.
Tapi Tuhan, biarkan aku juga mendapatkan bahagiaku sendiri tanpanya, mudahkan
jalan suksesku tanpanya dan biarkan ketika kami bertemu nanti ia dapat berkata
‘oh, kami tidak sekedar kenal, tapi kami dulu dekat-pacaran’, tumbuhkan rasa bangga
dalam dirinya akan kenangan kami di masa depan nanti.”
Yang
terbaik untukmu dan yang terbaik untukku. Win win. Aku suka itu.
Dimana
pun kamu berada sekarang, aku selalu mendoakanmu. Semoga kebaikanku mendoakanmu
membuatmu sadar bahwa ada kewajiban diantara kita untuk tetap bersama dalam
satu garis milik Tuhan, garis kebaikan yang disebut keikhlasan dalam mendoakan.
Semoga....
Semoga ada banyak orang baik yang bisa dengan ikhlas mendoakan mantannya seperti ini.
Semoga para mantan diluar sana juga sadar, sejelek dan sepahit apa pun kenangan bukan berarti harus menjadi awal kejelekan untuk mendo'akan si mantan dimasa depan.
Salam mantan :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar