Sabtu, 18 Januari 2014

Dear You #16

"Terluka itu pasti, tinggal kamu mau bangkit dan memulai cerita baru atau larut dalam drama."

by Nofita Chandra @nofitachandra

 

Kita hidup, membingkai senyum, canda dan tawa. Kita hidup, meleburkan rasa suka, sayang dan cinta. Kita hidup, bertarung melawan cobaan, pedih dan derita. Pada akhirnya, kita hidup untuk merasa bahagia.

Dalam hidup kita bertemu dengan seseorang, terkesan kemudian jatuh cinta. Dalam masa itu semua tampak membahagiakan, memabukkan.... Dalam masa itu semua tampak indah, tampak sempurna seperti seharusnya. Dalam masa itu kita merasa seperti kita memang pantas dilahirkan kedunia ini untuk bertemu dengan bahagia melalui dirinya yang kita cinta.

Tapi kemudian ada masa lain yang datang setelahnya. Masa dimana hidup tampak tidak ada benarnya sama sekali. Masa dimana dunia tampak seolah tidak pernah memihak pada kebahagiaan kita. Masa dimana kita merasa seperti kita tidak seharusnya dilahirkan kedunia ini jika hanya akan dipertemukan dengan duka dan kecewa.

Setelah masa itu... ada dua orang macam orang yang bertahan. Orang pertama adalah yang memilih untuk bangkit. Dan orang kedua adalah yang memilih untuk bertahan dalam setting drama penuh luka dan kecewa.


Aku memilih untuk menjadi orang kedua yang bertahan dalam setting drama penuh luka dan kecewa. Bertahun-tahun tampil bodoh supaya pantas untuk dikasihani. Bertahun-tahun bertahan dan melukai diri sendiri. Seharusnya aku memilih bangkit, memilih menjadi orang yang pertama, yang melanjutkan hidup menemukan cinta yang lain dan bahagia. Tapi aku termakan skrip drama yang mengharu-biru yang sebenarnya tidak pernah terjadi di dunia sungguhan. Aku masih mengharapkan ada terang diujung lorong yang aku tapaki. Masih memimpikan ada senyummu yang menyambutku begitu kita bertemu lagi nanti.

Konyol! Hidup bagahia tanpa celah derita itu hanya ada di dongeng. Kalau pun sekarang ada, itu hanya muncul di layar, hasil dari skrip buatan manusia. Aku terlalu larut dalam drama!

Seharusnya aku memercayai kata-kata ini

Aku memang konyol. Yaaah, begitulah kenyataannya.

 

Setiap pertemuan pasti berakhir dengan perpisahan. Setiap cinta pasti menyisipkan luka. Setiap bahagia pasti diselingi dengan kecewa. Karena tidak ada yang benar-benar sempurna, karena sempurna hanya menjadi milik Tuhan semata.

Seharusnya aku tau, tidak hanya pandai berbicara sementara dalam hati sulit sekali untuk memercayainya.

Aku salah mengambil langkah, salah membuat pilihan... sekarang aku tertinggal jauh di belakang. Jauh sekali.

Aku terjatuh terlalu dalam, tertinggal terlalu jauh di belakang. Sulit sekali sekarang untuk kembali memulai... tapi aku tidak ingin salah untuk yang kedua kalinya. Aku akan tetap berusaha bangkit dan memulai cerita baruku, menemukan orang yang tepat yang bisa menerima dan 'membenahi' bobrok hatiku yang telah membeku dan nyaris hancur karenamu.


Sekarang aku memulai langkah yang baru, menapaki dunia yang terasa asing karena selama ini sudah aku tinggalkan. Senyumku akan kembali merekah, bahagia itu akan kembali aku renggut... meski tanpamu. Sebelum ini aku tanpamu dan aku baik-baik saja, berarti sekarang tanpamu aku juga tidak akan apa-apa. Seharusnya aku sadar lebih cepat, seharusnya aku yakin sejak awal.

Larut dalam drama 'aku tulus mencintaimu' selama ini mengajarkanku tentang banyak hal, membuatku tahu apa yang pantas dan apa yang tidak untuk diperjuangkan.

Semoga aku segera bahagia, semoga kita bisa sama-sama bahagia.

 


regards : nofitachandra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar