Sabtu, 17 September 2016
Senin, 12 September 2016
Review : Me Before You (Movie)
Maafkan, karena filmnya baru masuk palembang minggu kemarin, itu pun hanya satu minggu setelah itu digantikan dengan film lain. Berhubung lagi gak ada kerjaan dan stock drama korea udah habis, jadi nge-review ini aja yaaa hehehe...
I'm wrote it in english, kali aja ada bule nyasar baca review gue kan yaaa hehehe
So, I’ve watched Me Before You Movie last week. Together with my friends we, without thinking again, decided to watch this movie. After long enough time without movie time together, this movie finally put us on the edge. We’re cried like a fool inside the theater. But I don’t feel ashamed at all, even when my watery-red-eyes became a spotlight that time, because it worth it.
Like Anggi said, there wouldn’t be enough time to make such a complete story from a book into a movie. That what had happened with Me Before You. If you read the novel, you’d knew about Will’s complicated family problem; his father cheated behind his mother’s back, his sister who never came up after the accident, and others. Also in the movie didn’t told about how Lou working her ass off to communicate with others quadriplegic through the internet to finally found an idea to bring Will out. Some little but romantic moment from the book also disappeared from the movie.
But since I read the novel before I watch it, I know the plot. So, I’m started cried from the shoes to land of their home scene. You know, when Lou talk about how happy she is to lived in such a place and Will told her that it is not a best place to live, it is a prison, the scene which lead into a shaving time. And then I cried again when Will told Lou to give him more time to feeling a like a real man who just asked a girl on red dress to go out. People, my friends for example, usually would cry at the end of the movie. When Will refused Lou’s idea about living together happily ever after. They cried hard, so did I. But what broke my heart into a pieces is when Lou realized, and I did realized too, that everything she tried wouldn’t made Will completely happy. Will had a life before Lou, life he had treasure for good, life he had proud to have. But even after Lou came up into his life, that life wouldn’t back.
The scene, when Nathan told Lou about the impossible future for Will, that’s also when my heart suddenly in pain. And the line of Will in the letter, “don’t think of me too often” that is.... Could you find a hole there where Will is in pain about being forgotten also being a burden for someone he truly loves?
I couldn’t tell...
I’m not yet reading the After You novel, but soon I’ll pick it up and bring it home. I know the story is all about Lou, but I think it won’t b as sweet and tragic as Me Before You without Will.
And... almost forgot to tell... the soundtrack, yes te soundtrack!!! It just perfectly fit in every scenes from the movie. But the most ‘baper’ one is Photograph from Ed Sheeran when Lou arrived at the clinic to see Will before the you know, ‘the time’. I found one good video done by fan from utube....
Photograph - Ed Sheeran (Me Before You The Movie)
I like Photograph really that much, one of the song I could play with guitar hehehe, but since I watched the movie, it wasn’t about romantic song anymore, more like dramatic-tragic kind of song :”)
Yash! Happy Ied Adha!!! I hope you have a good day!
Oh, yes.. let me share some of Will Traynor's quotes that I like the most...
“You are scored on my heart, Clark. You were from the first day you walked in, with your ridiculous clothes and your complete inability to ever hide a single thing you felt.”
“ And I don't want to look at you every day, to see you naked, to watch you wandering around the annex in your crazy dresses and not...not be able to do what I want with you.”
“Sometimes, Clark, you are pretty much the only thing that makes me want to get up in the morning.”
Sabtu, 10 September 2016
Review : Uncontrollably Fond (K-Drama)
Well, this drama finally met an
end. Jadi, semenjak sebulanan terakhir anak-anak dikosan lagi keracunan nonton
drama korea. Siapa yang ngeracunin? Gak perlu ditanya, pasti gue jawabannya
hahaha. Berhubung semuanya mahasiswa tingkat akhir yang lelah dengan realita,
jadilah kami nyaman bergelut dengan kehidupan drama korea yang asli gak masuk
akal sih tapi masih aja ditonton hahaha.
Karena sekarang lagi banjir
banget drama korea bagus-bagus, semua di download, semua ditonton. Dan sekarang
mau ngasih review “Uncontrolably Fond” yang baru tamat dulu aja ya.
Ini drama andelan Fina sama
Anggi, entah mengapa mereka betah banget nonton drama ini dari awal sampe
akhir. I put a high expectation ke drama ini sejak sebelum tayang, berhubung
pemainnya Suzy dan Woobin, I though it would be that great. Unfortunately,
masuk ke episode 12 atau 13 gitu, gue mulai lelah karena mulai lebay banget
gitu konfliknya dan berhubung lagi hectic juga ngurusin skripsi hehehe.
Sejauh ini paling baper ada di
episode 5. Iya, yang pas tetiba Shin Joon Young narik Noh Eul ke atas panggung
terus menyatakan perasaan. Tapi dasar gue aneh, ada lagi gak selain gue yang
aneh? Gue sih lebih suka pas Shin Joon Young nyanyi dan mata dia fokus ngelihat ke
arah Noh Eul. Itu rasanya jauh lebih romantis, jauh lebih bikin hati
deg-deg-ser. Yeah, and the highlight is when Joon Young took away Eul’s hand
from Ji Tae. Conversation line-nya Joon Young, Oh God! “It’s doesn’t matter. I’m
celebrity and everyone knows me....”
Kemudian romantisme lain ada
diawal episode 9, pas adegan Shin Joon Young memperkenalkan Noh Eul ke ibunda
tercinta haha. Gimana bisa dia menjelaskan dengan santai bahwa dia memikirkan
cewek ini selama sembilan tahun lamanya tapi baru sadar kalo dia beneran suka
dua minggu belakangan. Ah, pesona badboy yaaa gak bisa emang diabaikan
hahahaha.
Dan gue mulai ketemu titik sedih,
dimana rasanya pingin puk-puk Joon Young diakhir episode 10. Dia sakit, dari
awal begitu. Tapi di episode ini dia kelihatan sakit banget dan begitu
desperate karena mesti dikunciin dikamar, nyokapnya pun kalo gak denger suara
dia kesakitan mungkin gak akan dateng, gak bisa ketemu Eul yang ditahan polisi. Tapi disini sepertinya titik terang
hubungan baik ibu dan anak ini kembali. Dan puncak dramanya mulai terasa di
episode 11, tonton dan resapi tiap kata-kata dari Shin Joon Young, emaknya Joon
Young, Noh Eul, bahkan Choi Ji Tae sama Prosecutor Choi.
Tapi kemudian semangat gue buat
nonton drama ini mengendur dari episode 12. Karena keterlibatan Yoon Jung Eun... Bodo
amat dengan tak-tik Joon Young membongkar kesalahan dia dan memberikan keadilan
buat ayahnya Noh Eul sebagai korban. Disini gue mulai merasa gak masuk akal.
Tapi tonton aja terus, Fina sama Anggi aja betah, bagus kok. Cuma ya gue udah
gak mood banget lagi aja kayak dia awal, mungkin karena ada drama lain yang
ditonton juga.
Tapi kemudian diakhir-akhir,
sekosan pada mewek. Mulai dari Intan kemudian Anggi, rasanya di episode 18-19
deh tapi mereka bilang endingnya di episode 20
gitu aja. Nah, urusan ending sih drama korea emang biasa gitu. Bikin
greget jejeritan diawal tapi pas akhir-akhir melempem. Jujur dari epiode 13 dan seterusnya gue gak
nonton lagi, cuma dengerin anak kosan kalo cerita atau nyekip-nyekip nonton
kalo lagi bosen dan gak ada kerjaan. Tapi worth to watch kok overall drama ini.
Apalagi buat yang mau menyelami samudera, mengharu-biru bersama cerita drama
dan kasih tak sampai, ini warbyasaaaak.
Selamat menonton buat yang belum
nonton, selamat berpisah dengan drama ini dan cepet move on ke drama lain buat
yang sudah tamat. Ada banyak judul yang bisa dijadiin cemilan libur idul adha
buat yang gak ada kerjaan, seperti gue haha, misalnya Scarlet Heart Ryeo,
Cinderella and The Four Knights sama Jealousy Incernate.
Oh iya, selain dramanya yang
worth to watch, 3.5 dari 5 deh ratingnya, soundtrack drama ini leh uga loh.
Coba dengerin Don’t push me-nya Wendy sama Seulgi RV, terus Only U – Junggigo,
Suara Kim Woo Bin di Picture in My Head juga bagus, dan tentu saja Ring MY Bell
yang dinyanyiin Suzy.
Happy weekend! Ppai!!!
Well, this drama finally met an end. Jadi, semenjak sebulanan terakhir anak-anak dikosan lagi keracunan nonton drama korea. Siapa yang ngeracunin? Gak perlu ditanya, pasti gue jawabannya hahaha. Berhubung semuanya mahasiswa tingkat akhir yang lelah dengan realita, jadilah kami nyaman bergelut dengan kehidupan drama korea yang asli gak masuk akal sih tapi masih aja ditonton hahaha.
Happy weekend! Ppai!!!
Only U - Junggigo
Ring My Name - Suzy
Picture In My HEad - Kim Woo Bin
Don't Push Me - Wendy & Seulgi (Red Velvet)
Sabtu, 03 September 2016
Dear You #26
Hai,
apa kabar?
Pertanyaan
singkatku sebagai pembuka reuni kecil kita kala bayangmu menyergap ditengah
kesepian yang tiba-tiba datang. Heran ya, kenapa datangmu harus diwaktu-waktu
seperti ini? Seperti saat aku sedang suntuk, sedang sendiri, sedang bosan, atau
ketika indera perasaku-hati tiba-tiba mati.
Apa
kau bahagia hari ini?
Itu
adalah pertanyaan keduaku saat seulas senyummu kembali terangkai begitu nyata
dalam benak. Ah, senyum itu... bagaimana dulu bentuknya mampu membolak-balik
hatiku, mengacaukannya. Kekuatan magisnya dengan seketika bisa membuatku yang
bermuramdurja menjadi bahagia. Sudut simpul pada kedua sisinya dengan
serta-merta bisa menciutkan amarahku, menenggalamkannya dalam satu kata maaf
singkat yang memperbaiki keadaan, memaklumi kesalahanmu.
Bagaimana
hidupmu tanpa aku?
Pertanyaan
ketigaku mulai terdengar tak masuk akal ya? Tapi dengan begitu saja alunan
suaramu menggema mengisi seluruh pendengaranku. Suaramu ketika bicara, suaramu
ketika marah, suaramu ketika tertawa... suaramu yang sangat aku suka. Ku habiskan
begitu banyak waktu untuk menjadi pendengar setiamu, bahkan hanya sebuah tarikan
nafas kesalmu saja di hargai mahal oleh telingaku. Celotehmu yang penuh
semangat menceritakan rencana-rencana masa depan, lelucon-lelucon renyahmu yang
mengocok perut, atau hardikkan marahmu yang menakutkan. Tak terasa semuanya
sekarang hanya tinggal alarm palsu dalam ingatan...
Apa
dia mampu mencintaimu sebanyak aku?
Pertanyaan
kali ini pasti mulai membuatmu geleng-geleng kepala. Tapi... jangan pergi dulu,
tetap disana dan dengarkan seluruh pertanyaanku sampai selesai. Setidaknya dengarkan
saja, walau tidak menjawabnya. Aku tahu menjawab iya hanya akan melukaiku lebih
dalam, tapi menjawab tidak sama saja membuatku mengharapkanmu lebih banyak. Tidak
apa. Lebih baik tak usah perdulikan perasaanku, aku sudah bisa mengurusnya
sendiri. Aku tidak menggenggam tanganmu karena takut kehilangan melainkan
sebagai bukti bahwa aku membutuhkan kehadiranmu. Aku ingin dirimu selalu dalam
jangkauan pandangku bukan karena aku si pencemburu, aku hanya ingin terus dan
terus memerhatikanmu tanpa lagi perduli dengan perputaran dunia. Ya, aku
mencintaimu sebanyak itu. Apa dia juga begitu? Atau lebih baik dariku?
Kapan
kiranya kau mengizinkan kita bertemu lagi?
Pertanyaan
ini mungkin mulai memberatkanmu, ya? Aku mulai terdengar seperti banyak
menuntut, ya? Tapi aku ingin kembali membaca gerak matamu ketika khawatir,
ketika gelisah, atau ketika terkejut bahkan ketika berbohong. Aku ingin meraba kulit halus pada telapak
tanganmu yang dengan ajaib terasa hangat pada kulitku. Aku ingin mendengar
suara langkah kakimu yang mengiringi langkahku, kadang beberapa langkah di
belakang, kadang begitu tergesa-gesa di depanku.
Akankah
kau menjawab pertanyaanku?
Bisakah
setidaknya kau enyahkan kesunyian ini meski hanya di dalam mimpi? Aku sudah
muak! Aku nyaris gila karena terlalu lama berteman dengan kesepian pasca kau
tinggalkan. Setidaknya izinkan bayangmu seutuhnya hidup dalam mimpiku, bukan
sekedar wujud setengah tak bernyawa yang mati suara. Bersikap adil lah... hukum
aku di dunia nyata, tapi manjakan aku dalam mimpi. Aku tidak apa-apa... mungkin
terdengar gila tapi aku benar-benar baik-baik saja. Aku lelah berhalusinasi
mendengar suaramu, lelah menerka-nerka bagaimana keadaanmu, lelah menghitung
mundur berulang kali waktu saat kau memuaskan pertanyaanku dengan jawabanmu.
Singkat
saja... katakan 'kau merindukanku' agar aku tinggal dalam lubang yang sama yang
kau tinggalkan. Atau... katakan 'jangan ganggu aku' lagi agar aku tahu diri dan
berlari pergi. Karena selama tak ada jawab apa-apa darimu selama itulah aku
berharap, selama itulah aku bertanya-tanya.... meski hanya sanggup ku lampiaskan pada sesosok bayangmu dalam benak.
Langganan:
Postingan (Atom)