"Apa pun yang dipaksakan tidak akan pernah berakhir baik.
Hanya akan membawa penderitaan dan penyesalaan pada akhirnya nanti."
Satu pelajaran hidup yang gue petik, seperti yang gue tuliskan diatas. Itu quote asli pikiran gue, entah udah ada yang macem itu juga sebelumnya atau gak, tapi gue mengklaim quote dengan kata-kata persis seperti itu adalah milik Nofita Chandra.
Oke, kenapa lagi gue kali ini? Pasti kalian mikir deh gue ini kalo cerita pasti galau, sedih, sebel, marah-marah, atau gak cerita gue isinya kutukan, ratapan, umpatan, keluhan pokoknya yang gitu-gitu deh. Pasti bertanya-tanya, sesulit dan sesuram apasih hidup gue? Iya kan? Ya kalo gak, juga gak apa-apa sih -____- Tapi gue emang gitu, soalnya kalo pas lagi hepi, lagi seneng, lagi penuh energi... gue lebih suka jumpalitan di kamar atau ngider jalan keliling-liling mana aja yang bisa dikelilingin. Title blog gue kan "Dengarkan, Nofita." dengan kata-kata dibawahnya "I just really need to talk.".
Gue itu tipe yang ekspresif banget, tapi waktu seneng. Karena waktu sedih gue gak pingin nunjukin secara jelas dari fisik gue kalo gue sedih, jadi pelariannya kalo sedih ya nulis. Masih mending lho blog ini, di bank curhatan gue di local disc d... itu ada satu folder yang isinya sampah curhatan gue yang menurut gue gak layak dipublikasikan hihi.
Oke, jadi begini... gue udah dua semester di sini ditambah ini satu semester pendek yang bener-bener pendek. Menjadi bagian dari civitas akademika Universitas Sriwijaya, menjadi bagian dari keluarga besar mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat unsri. Dua semester, nyaris satu tahun dengan begitu banyak penyiksaan layo sekaligus pelajaran berharga yang juga dikasih layo buat gue. Pada awalnya gue berpikir ketika nanti gue menjalani ini semua gue pasti nemu titik dimana gue akhirnya mencintai semua ini dan bersemangat untuk menyudahinya hingga akhir.
Tapi kemudian sekarang gue ragu, nyaris satu tahun dan gue rasa gue belum berbuat apa-apa. Bukan mudah untuk diterima di sini, bukan mudah untuk jadi bagian dari semua ini. Gue yakin Allah pilih gue karena Allah punya maksud-Nya sendiri, dan gue yakin itu baik. Tapi ipk gue hancur, transkip nilai gue dihujani dengan huruf C- yang kalo kata anggi setelah dihitung bisa dibentuk jadi rantai carbon.
Ujung-ujungnya ini nyakitin diri gue sendiri, ngecewain gue dan buat gue nyesel. Ujung-ujungnya gue juga jadi ngerasa semua sakit-perih-galau yang selama ini gue tanggung jadi gak ada guna, gak ada arti. Karena gue tau seharusnya gue bisa, karena gak ada yang gak bisa kita lakuin di dunia ini... hasilnya baru kita gak bisa tentuin karena itu urusan Allah.
Kemarin gue belajar psikologi dan Bu Erma bilang, kegiatan afeksi itu sangat berpengaruh terhadap kegiatan lain, seperti kegiatan kognitif, konatif dan motorik. Dan perasaan gue gak disini, hati gue belum disini. Dan gue masih ngejer-ngejer apa yang dulu belum bisa gue lepas, gue masih ngejer-ngejer sasing, gue masih buta karena sasing, gue masih mikir sasing adalah yang terbaik buat gue. Bukan fkm. Bukan unsri.
Dan sekarang gue harus gimana?
Gue gak mungkin kan ngulang tahun depan, korbanin dua tahun yang gak mudah disini? Pikirin umur dan realistis, pikirin uang yang udah gue hambur-hamburin selama ini.
Nopi butuh pertolongan, ya Allah. Tolong buat nopi kuat sampe wisuda aja. Gak muluk-muluk kok, sejak memutuskan untuk ngejalanin ini nopi tepis pikiran untuk menjadi ambisius dengan kata 'cumlaude' karena nopi tau dapetin gelar itu dengan cara menjalani apa yang dipaksakan gak akan semudah dengan mimpiinnya.
Dan sekarang gue cuma bisa terus berdoa, terus berusaha sabar, terus berusaha kuat, terus berusaha untuk memandang masalah dengan lebih bijaksana dan lebih bertanggung jawab... karena sekarang udah hancur dan gue gak mau lebih hancur lagi. Enak kalo itu nilai C bisa dijadiin rantai karbon beneran, tambah unsur H sama O bisa jadi energi, tapi ini unsur karbonnya berdiri sendiri jadi gak ada arti. Dan okelah, ingetin gue untuk gak ngutuk-ngutuk layo lagi, ingetin gue untuk terus kuat dan berjuang sampai akhir. Karena if its not happy yet, it is not the end.
Terkadang lo butuh tinta hitam dalam hidup supaya kertas putih kehidupan lo itu gak terlihat terlalu polos dan membosankan. Coba deh, selama ini tinta pulpen yang lazim dipake apa? Hitam kalo gak biru kan? Nah itu... pokoknya, lagi-lagi hasil dari belajar psikologi sama Bu Erma, gue harus bisa merubah semua pemikiran negative gue menjadi pikiran yang positif, biar gak stress, biar bahagia. Dan kalo gak salah sih gue pernah denger kalimat "Aku (Tuhan) adalah seperti apa yang disangkakan umatku". Dan oke, these all gonna be okay Nofita. Don't worry! Keep faith, fighting^^
Dan... ternyata bener, gak ada masalah yang datang kalo gak barengan juga sama solusinya. Alhamdulillah, kosan sudah sepi nyaris setengah lebih penghuninya sudah menikmati liburan nikmat di kampung halaman. Dan gue masih disini -sama Bella. Dan kami berdua jadi seperti dua sejoli, dimana gue gak bisa hidup tanpa Bella dan begitu sebaliknya. Dan urusan perut juga selesai, akhirnya nemu katering enak dengan harga ekonomis yang siap melayani kebutuhan perut selama satu bulanan ini. Jadinya gak perlu pusing mikirin makanan sahur sama buka puasa deh ntar. Alhamdulillah, makasih ya Allah :**
Dan, welcome July!!! Be nice be the best karena lo adalah bulan yang paling gue suka diantara duabelas yang ada. Semoga kado untuk sembilanbelas tahunnya lo tahun ini -apapun itu, baraqah yaaa nop. Amin. *kalimat terakhir kode*
Jujur mbak, banyak yg merasa seperti mbak pas awal kuliah dulu. Merasa jurusan ini tidak cocok. Membayangkan jurusan lain lebih baik. Padahal ya sebenarnya apa yang dibayangkan itu belum tentu memang terbaik. Bahkan ya mbak, selepas lulus nanti akan dibawa kemana ilmu yang sudah ditimba selama kuliah itu juga belum tahu kan?
BalasHapusSemua bergerak dalam ketidakpastian mbak. Saran saya adalah tetap semangat melangkah dan jangan ragu. Tetaplah yakin, banyak berdoa, banyak-banyak berusaha, dan sabar menjalani ini semua.
Amin ya Rabb. Terima kasih^^
Hapus