Malam ini aku ingin
menghidupkanmu lagi, memanggil jiwamu meski tak berwujud raga... agar aku bisa
menikmati wangi tubuhmu lagi, menghabiskan pandang kedua bola mataku pada
wajahmu.
Malam ini aku ingin menghabiskan
seluruh waktu untuk merindukanmu. Menyesap dalam-dalam tiap perih yang tergores
tanpa temu, tiap harap yang terlupa karena waktu, tiap desir dalam kalbu yang
tak sanggup ditangkap kedua lenganmu.
Aku ingin tangan itu lagi yang
melingkar tepat pada pundakku, menghangatkannya dari dinginnya ketidakmautahuan
orang-orang yang menjejak dibawah langit yang sama. Aku ingin senyum itu lagi
yang menanti mataku terbuka dan mengantarkannya kembali ke peristirahatan
sebelum terlelap, serta ucapan selamat malam kusut dari orang yang tak tahu apa
itu romansa.
Malam ini aku ingin membuntuti
bayangmu kembali ke singsananya, disana disalah satu sudut dibalik rongga dada.
Memerhatikannya lekat-lekat dari kejauhan sampai habis malam tanpa benar-benar
dirasakan.
Malam ini aku akan kembali
menjadi pecundang... mencintai kenangan yang mungkin hanya aku yang merasakan,
mengamini perasaan yang mungkin hanya aku seorang diri yang berperasaan.
Malam ini dirimu tak akan ku
biarkan pulang, apalagi pergi ke tempat lain, sebelum aku miliki. Setidaknya untuk
malam ini... karena esok ketika matahari kembali, aku tahu sinarnya akan
menghanguskan bayang tentangmu, memaksaku untuk bangun dan berpura-pura kembali
lupa. Setidaknya malam ini... biarkan aku menjadi pengisi hatimu yang mungkin
sudah beku untuk satu nama yang aku tak pernah tahu.
Malam ini kau akan ku miliki. Malam
ini saja... dalam rancang mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar